Kelas : Melawan Insecure Masa Depan dengan Tauhid Yang Mapan
Zoom #1 Tauhid Kunci Kebahagiaan dan Jawaban Ujian
Pemateri : Frizka Fajrisi Marta B.Sh
Sejatinya kalau kita perhatikan, kita ini hamba yang penuh dosa dan sering lalai, belum rajin. Tapi ternyata dibalik kekurangan atau kelalaian kita, Allah masih sayang dengan kita, Allah kasih kesempatan pada kita menjadi hamba yang lebih baik lagi, jadi hamba yang berilmu, jadi hamba yang bisa menghadapi ujian-ujin kehidupan dengan tauhid dan juga keimanan dalam hati kita.
Bukankah ini adalah sebuah kesempatan yang besar dan kenikmatan yang mungkin tidak Allah berikan kepada hama-hambaNya yang lain. Maka, hendaklah kita memuji Allah.. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah..
Kita tahu, bahwa tidak ada seorang pun dari kita yang menjalani kehidupan tanpa ujian. Yang menjalani kehidupan di muka bumi ini tanpa masalah, tanpa mendapati ujian.
Allah sampai bersumpah.. Kita tahu bahwa statement atau pernyataan yang diawali dengan sumpah itu bukanlah hal yang sederhana.
Di dalam Surah Al Balad, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
لَاۤ اُقْسِمُ بِهٰذَا الْبَلَدِ
"Aku bersumpah dengan negeri ini (Mekah)," (QS. Al-Balad 90: Ayat 1)
وَاَ نْتَ حِلٌّ بِۢهٰذَا الْبَلَدِ
"dan engkau (Muhammad), bertempat di negeri (Mekah) ini," (QS. Al-Balad 90: Ayat 2)
وَوَا لِدٍ وَّمَا وَلَدَ
"dan demi (pertalian) bapak dan anaknya." (QS. Al-Balad 90: Ayat 3)
Apa jawaban dari sumpah ini?
Biasanya seseorang itu kalau bersumpah, ada sesuatu yang ingin dia sampaikan.
Misalnya, bilang.. “Wallaahi, ini bukan karya saya..”
Jika Allah bersumpah, maka kita harus lebih memperhatikan apa isi dari sumpah tersebut. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِ نْسَا نَ فِيْ كَبَدٍ
"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah." (QS. Al-Balad 90: Ayat 4)
Jadi memang sudah sunnatullah, taqdir dari Allah itu sudah diciptakan bersama dengan masalah dan juga ujian. Akhirnya mereka merasa susah dan bekepayahan dalam kehidupan mereka.
Berarti semua kita itu diuji, ada yang diuji dengan kesehatan, ekonomi, kesedihan / ditinggal sosok yang dia cintai, gagal dalam sebuah hubungan atau susahnya mendidik anak.
Hendaknya kita sebagai seorang mukmin tidak lupa dengan firman Allah berikut,
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اَمْ حَسِبْتُمْ اَنْ تَدْخُلُوا الْجَـنَّةَ وَ لَمَّا يَأْتِكُمْ مَّثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۗ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ وَا لضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوْا حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ اَ لَاۤ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ "Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 214)
Semua pengin masuk surga ga?
Yakin ga? Serius? Siap dengan semua konsekuensinya? ~ayat di atas
Sekarang kita hidup di zaman serba modern.
Coba bandingkan kehidupan kita sekarang dengan kehidupan nenek kita? Sama atau beda? Atau kehidupan nenek kita lebih berat?
Bedanya apa? Kalau sekarang serba lebih mudah. Sedangkan kehidupan nenek kita lebih susah.
Misalnya dulu kalau mau cuci baju harus ke sungai, kalau mau masak menimba sumur. Ini perbandingan dengan nenek kita.
Padahal dalam ayat di atas dijelaskan, “..padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu…”
Jadi, orang yang lebih terdahulu itu, misal jaman para nabi, kebayang ga gimana lebih susahnya?
Eh, ternyata surga itu berat ya? Banyak ujian ya? Tapi kenapa kita tetap ingin masuk surga?
Kita ingin melihat wajah Allah di surga.
Dan ini adalah bukti kecintaan seorang hamba kepada Rabbnya. Dan ini adalah tauhid.
Dan tauhid itu membuat kita bertahan, tetap tegar dan kokoh walaupun ujiannya itu sangat berat.
Ketika kita mendapat ujian, cobaan, ingat kembali bahwa kita ingin melihat wajah Allah di surga. Maka kita akan semangat dan punya harapan menjalani hidup kita kembali.
Kita lanjutkan ayatnya.. apa yang dialami oleh kaum-kaum sebelum kita?
مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ وَا لضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوْا
“Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan)..”
حَتّٰى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ مَتٰى نَصْرُ اللّٰهِ ۗ
“..sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang pertolongan Allah?.."
Coba, kita pernah ga merasa di sebuah fase yang sudah nyerah, ga tau kemana lagi minta tolong.
“Kapan datang bantuanmu ya Allah?”
Ternyata pertolongan Allah itu datang justru di saat kita benar-benar down. Ga tau mau kemana lagi. Karena setelah ayat ini, Allah berfirman..
اَ لَاۤ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ
“Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat."
Ingatkah kisah nabi Musa, ketika dihadapab mereka lautan dan di belakang mereka Fir’aun dan bala tentaranya.. Itu genting banget.. Udah ga tau minta tolong kemana lagi..
Tapi justru di saat-saat genting, di saat-saat kita udah ga tau minta tolong kemana lagi, kita yakin akan menolong kita, maka saat itulah Allah mendatangkan pertolongan.
Jadi jika sekarang kita pada posisi down, putus asa, ga tau lagi mau kemana, maka tunggulah sebentar lagi, Allah pasti akan turunkan bantuanNya.. Karena Allah sendiri yang bilang,
اَ لَاۤ اِنَّ نَصْرَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ
“Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat."
Ayat ini akan menjadi motivasi kita, dikala ujian itu tiba. Yang akan jadi lentera yang menerangi hati kita, saat badai ujian, cobaan itu mendatangi kita.
Ternyata status kita sebagai seorang mukmin tidaklah terlepas dari ujian, dan ujian kita itu sesuai dengan kadar keimanan kita.
“Manusia yang paling berat ujiannya adalah para nabi dan rasul, kemudian orang-orang shalih.”
Jadi jangan mengira, kalau orang sudah shalih hidupnya tidak penuh dengan ujian. Justru semakin tinggi keimanan, ujiannya juga akan semakin tinggi.
Sekarang kita review kembali, apa saja sih ujian-ujian kehidupan yang pernah kita alami?
- Apa pernah kita di titik kehilangan orang yang kita cintai?
- Atau kita ga di terima di sebuah tempat? dll
Menurut kita, ujian yang kita rasakan itu udah kategori ujian level expert atau belum? Belum kan?
Ternyata masih banyak orang yang lebih banyak ujiannya lebih berat daripada kita.
Misal ujiannya orang-orang Palestina, bandingin dengan ujian yang kita alami, berat mana?
Ternyata ujian yang selama ini kita rasa berat banget, udah paling dahsyat, kalau dibandingin sama ujian orang lain itu ga seberapa, tidak ada nilainya..
Ternyata keimanan kita itu butuh untuk kembali untuk di charge ditingkatkan.
Apa itu Tauhid?
Makna Tauhid secara bahasa yaitu berasal dari kata kerja/fi’il : wahada-yuwahhidu-tauhidan yaitu mengEsakan.
Secara istilah, mengesakan Allah Ta’ala dengan apa-apa yang menjadi kekhusussannya, dari Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma wa Shifat.
Ini mungkin udah sering kita dengar, tapi apa betul kita udah paham?
Pernah ga, ketika jalan melihat langit biru, pohon hijau, air yang mengalir di sungai, apa kebayang.. “ya Allah.. ciptaan yang begitu indah ini, siapa yang menciptakan?”
Atau cuman ngerasa momen sekedar have fun?
Sadar ga, ketika mikir yang menciptakan pelangi itu Allah, yang menurunkan hujan itu Allah, itu kita sedang bertauhid. Dan ini lah yang disebut dengan tauhid Ar Rububiyyah.
Kadang kita ga sadar, seluruh inchi kehidupan kita itu isinya tauhid.
Kemudian tauhid Al Uluhiyah, yaitu mengesakan Allah dalam peribadatan. Dan ibadah itu adalah pengagungan.
Ibadah itu ada amalan badan dan amalan hati. Bahkan yang lebih utama adalah amalan hati.
Tatkala kita lagi sedih, lagi terhimpit. Kalau misal hati kita itu langsung inget Allah, maka itu artinya kita sedang beribadah kepada Allah. Kita merasa takut, berharap pada Allah, itu kita sedang menjalankan tauhid Uluhiyyah.
Ketika kita takut menghadapi ujian hidup, tapi tidak mengadu kepada siapapun, hanya kepada Allah, ini adalah ibadah. Allah pasti bantu, husnudzon pada Allah, ini juga termasuk ibadah. Ini tauhid.
Bagaimana caranya ketika kita menghadapi musibah, kita selalu husnudzon pada Allah.
Tauhid Asma wa Shifat
Allah itu memiliki nama-nama yang sangat indah, maka berdoalah dengannya.
Misal, dihimpit keuangan..
Yaa Rozzaq, wahai yang memberi rezeki..
Yaa Fattah, wahai yang membukakan pintu..
Jadi, nama nama Allah itu bukan sekedar dihafal tapi juga diamalkan.
Urgensi Tauhid
1. Tauhid Dapat Menghapuskan Dosa
2. Tauhid Kunci Masuk Surga
Dari berapa banyak kalimat “laa ilaaha illallaah”, kapan mengucapkannya dengan yakin dan memahami konsekuensinya? Selama ini berucap kalimat takbir itu apa sudah ikhlas atau belum?
Seluruh yang ada dibumi dan di langit, ingin membuat kita menjadi raja, tapi Allah ga mau, apa bisa?
Misal, kita sekarang mengalami musibah, siapa yang menghendakinya? Allah.
Kalau kita paham ini kehendak Allah, kita jadi ga marah-marah/ngomel2 dan lebih sabar.
3. Tauhid Meringankan Msuibah dan Ujian
Ketika seseorang punya tauhid dan iman di dalam hatinya, maka Allah akan memberikan hidayah tatkala menghadapi ujian.
Salah satunya adalah dalam bentuk hikmah dibalik ujian. Hikmah ini adalah hidayah.
Ketika kita ingin mendapat hidayah, mendapat petunjuk, maka kita harus memperbesar tauhid kita.
Sebaliknya ketika lemah tauhid kita, maka semakin mejauh dari petunjuk. Lemah iman kita, mungkin kita akan putus asa. Maka tauhid itu akan meringankan musibah dan ujian.
Setelah mengetahui hikmah dibalik ujian dan musibah, maka ujian itu akan menjadi ringan.
4. Orang yang Bertauhid Merasa Aman
5. Tauhid Melepaskan Hamba dari Takut pada Manusia
6. Tauhid Sumber Kekuatan Jiwa Seorang Hamba
Hakikat Ujian
"Diantara rahmat Allah adalah Allah memberikan kesusahan dan tidak memberi kebahagiaan (yang hakiki) dengan (kenikmatan) dunia kepada para hamba, agar mereka tidak (terlalu) tenang dan tenteram dengannya." (Ibnu Qoyyim Rahimahullah)
Tauhid = Solusi
Ketika Allah menakdirkan kita hidup di dunia dengan segala problematikanya, mungkinkah Ia akan meninggalkan kita tanpa petunjuk? Tanpa arahan?
Maka lihatlah apa yang diutus dengannya para nabi dan rasul, sungguhh mereka diutus untuk mengajarkan TAUHID.
Mengabaikan Tauhid
Mengabaikan tauhid sama saja seperti seseorang yang memasuki hutan belantara, dipenuhi hewan buas dan tempat berbahaya, ia berjalan di dalamnya sendirian tanpa mendapatkan petunjuk dan arahan sama sekali, maka bagiamana ia akan selamat?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar