Jumat, 15 Juli 2016

Bagian 3 : PPL Sekolah - Apa yang harus dilakukan untuk menjadi guru terbaik?



Jadilah guru terbaik dengan usaha yang baik.

Lalu, apa yang harus dilakukan untuk menjadi guru terbaik?
Learn, Think, Do!
Learn - Pelajari dulu apa yang akan kamu hadapi nantinya.
Think - Pikirkan apa saja yang harus dipersiapkan untuk menghadapinya.
Do - Lakukan! Lakukan sesuai berdasarkan apa yang kamu pelajari dan dengan hal yang telah kamu persiapkan. Jika terjadi hal diluar dugaan, maksimalkan improvisasimu dengan baik!
Sukses!!

PPL Sekolah dilakukan selama 1,5 bulan atau 6 minggu.
Biasanya dalam satu sekolah, ada kurang lebih 20 mahasiswa PPL dari berbagai jurusan.

Secara umum, PPL Sekolah terbagi menjadi 3 tahap.

Minggu #1 – Persiapan

-          Pembagian jadwal mengajar
Jadwal mengajar perlu diperhatikan, apakah ada bentrok dengan jadwal kuliah. Jika ada, terpaksa harus diganti dengan kelas lain, bergantian mengajar dengan teman se-bidang atau alternatif lain yang disepakati.
Jadi, boleh kok ijin gak ngajar/ gak standby di sekolah kalo lagi ada kuliah. Jadi siapkan KRS untuk ditunjukkan secara langsung ke guru pamong, biar ijinnya lebih mudah dan jelas.
-    
     Atur jadwal piket guru PPL
Berdasarkan jadwal mengajar tiap guru PPL, segera atur jadwal piket.
Guru piket bertugas untuk duduk standby di ruang tertentu, ruang tamu atau ruang guru (tergantung sekolah masing-masing), selama seharian. Sebaiknya tiap hari ada minimal 2 orang yang bertugas, tapi mending lebih dari 2. Karena kalau satunya ada jadwal ngajar walaupun cuma 1 jam, kan sepi juga sendirian, hehe.

Tugas guru piket,
Datang lebih pagi untuk berdiri di depan sekolah untuk bersalaman dengan siswa (tidak semua  sekolah melakukan ini)

Membantu tugas guru tatib (tata tertib) dalam menertibkan siswa yang terlambat, mulai dari memberi hukuman, menasehati, mencatat nama dan kelas siswa pelanggar untuk diberi poin pelanggaran. (Guru piket PPL biasanya ditugaskan pada bagian mencatat saja)

Memastikan bahwa tiap kelas sudah ada guru yang mengajar, sambil membawa tabel jadwal tiap kelas. Jika ada kelas yang tidak ada guru yang mengajar, maka guru piket bertugas untuk mencari informasi alasan guru tersebut tidak hadir di kelas dan apakah ada tugas yang diberikan. Setelah itu, guru piket menjaga kelas tersebut sampai tugas diselesaikan dan dikumpulkan oleh siswa ke guru PPL.

Menerima tamu yang datang, misalnya jika ada wali murid yang minta dipanggilkan anaknya atau bertemu dengan guru tertentu.

Memastikan bel berbunyi pada wamtunya. Ada sekolah yang sudah memiliki sistem bel otomatis. Ada juga yang masih menggunakan pemencet bel manual. Kalau-kalau ada kejadian listrik padam, biasanya kembali menggunakan bel dari besi yang dipukul keras-keras. Jangan sampe lupa pencet bel, nanti banyak yang protes! (beneran)

Boleh bertugas piket sambil membawa laptop atau mengerjakan sesuatu, misalnya sambil membuat soal atau mengoreksi hasil pekerjaan siswa. Asalkan jangan terlalu sering dan terlalu lama menatap HP (ini sensitif sekali yaaaa, biar kamu dan guru lain juga nyaman dan fokus mengerjakan tugasnya masing-masing).

Usahakan dengan sangat, kursi guru piket PPL selalu ada yang mengisi. Karena kalau ga ada guru piket PPLnya, kembali lagi ke kasus sensitif. Kita menghindari ke-tidak-nyaman-an antara guru PPL dengan guru sekolah sih. IYKWM? ---If You Know What I Mean?
-           
      
      Pembagian kelas, materi dan tugas perangkat pembelajaran
Guru pamong akan memastikan kembali kelas mana saja yang harus diisi berikut materinya. Tiap guru pamong dan tiap sekolah beda-beda tentang tugas pembuatan perangkat pembelajaran untuk guru PPL. Ada yang disuruh buat RPP satu bab yang diajarkan selama PPL. Ada yang suruh bikin RPP satu semester, lengkap pake prota-promes, instrumen dan LKS nya. Adaaaaa juga yang suruh bikin perangkat satu tahun ajaran.
Seharusnya prota-promes kalian mintak ke guru pamongnya, karena sudah disesuaikan dengan kegiatan di sekolah itu. Tapi kalau ga ada atau kalau ga dikasih ya gapapa bikin sendiri. Sambil belajar : )
-          Observasi Kelas
Jadi selama seminggu pertama ini, selain mengatur jadwal ini itu, yang paling penting adalah observasi kelas. Observasi kelas dilakukan dengan masuk di tiap kelas yang natinya akan kamu ajar. Tentunya waktu observasi ini, yang mengajar masih guru pamong. Jadi kamu tinggal duduk di belakang kelas dan memperhatikan interaksi yang dilakukan antara guru dan siswa. Perhatikan juga karakter siswanya secara umum seperti apa dan cari metode mengajar yang seperti apa yang kira-kira cocok untuk mereka. Kalau mungkin banyak ide, segera tuliskan rancangan pembelajaran seperti apa yang ingin kamu terapkan.
Berdasarkan hasil observasi maka dibuatlah rancangan pembelajarannya (RPP). Maka dari itu, observasi kelas sangat penting, karena dalam RPP secara umum berisi indikator dan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran dan LKS yang dibuat sesuai dengan karakter siswa di kelas tersebu.

Lebih baik, jika perangkat pembelajaran mulai dibuat dari minggu ini, agar nantinya waktu masuk minggu KBM tidak kewalahan.
Kamu juga bisa, mulai menghafal wajah beserta nama-nama siswa di kelas yang akan kamu ajar, biar nantinya gak nanya nama mulu, hehe.
Selama minggu persiapan ini, jika guru pamong kurang aktif dalam memberikan bimbingan dan arahan, silakan bertanya. Hanya jangan lupa untuk berhati-hati dengan cara berkomunikasi dengan guru yang lebih senior. Kebanyakan mahasiswa memang kurang bahkan belum pernah berinteraksi dengan guru di sekolah. Jadi kadang nada bicara dan pemilihan katanya terbawa seperti di kampus. Berdiskusi dan berpendapat dengan sesama mahasiswa/teman, memang kalau di kampus bahasanya kan kadang frontal. Jadi, berpikir dulu kalimat yang bagus seperti apa sebelum bertanya atau berpendapat pada guru pamong.

Minggu #2 - #5 Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
Selama 4 minggu inilah, kamu akan merasakan betapa lelahnya menjadi guru di sekolah. Berangkat pagi, ngajar kelas ini itu, nglengkapi RPP, bikin LKS, belum ngeprint dan fotokopi nya? PPT juga belum?
Untung-untung kalau di sekolahnya punya WIFI lancar, boleh numpang ngeprint dan ada fasilitas fotokopi, jadi gak gitu bingung.
Disarankan pake sepatu yang haknya antar 2-3 cm aja (khususnya buat perempuan). Karena, jadi guru itu banyak berdiri atau jalannya. Daripada kaki pegel dan lecet, jadi bikin gak semangat ngajar dan gak gesit?

Kalau di kampus sering kita bahas hal-hal di sekolah yang ga sesuai dengan teori-teori pendidikan. Kita bisa diskusi cari solusi dan banyak mengkritik. Tapi kebanyakan, solusi dari permasalahan di sekolah jarang disampaikan ke pihak sekolah, seperti yang sudah saya tulis di post sebelumnya berjudul, Kampus dan Sekolah.
Nah, saat inilah waktunya kamu terapkan/lakukan atau setidaknya sampaikan solusi-solusi permasalahan di sekolah ke guru pamong kamu. Tentunya dengan cara yang halus dan baik yaaa...

Selama minggu KBM, kamu mungkin banyak menemukan permasalahan yang belum bisa kamu atasi sendiri. Misalnya cara menangani siswa yang pasif atau bahkan yang terlalu aktif dan mendominasi kelas, cara agar siswa memperhatikan kamu selama KBM atau cara pemberian poin/nilai. Hal-hal seperti ini bisa kamu diskusikan dengan teman sesama guru PPL atau langsung ke guru pamong.

Selama minggu ini, mungkin kamu juga mulai capek dan kesal, karena merasa tidak berhasil mengajar siswa dan merasa tidak didukung oleh guru pamong. Kamu jadi uring-uringan, gak friendly sama semua orang atau mulai menyalahkan guru pamong. Kalau guru pamong minta enaknya saja, suruh-suruh bikin RPP satu semester, suruh ngajar kelas banyak banget.

But....

Ingat...! Satu guru pamong membagi kelasnya sesuai jumlah guru PPL yang dibimbing.

Misalnya, dulu kami dari bidang Biologi ada 2 guru PPL yang dibimbing satu guru pamong. Jumlah kelas yang diajar guru pamong tersebut ada 8 kelas yang jumlahnya 32 jam pelajaran dalam seminggu.

Saya sendiri mendapat kelas X MIA 1, X MIA 2, Kelas Lintas Minats X IIS 1 dan X IIS 2. Masing-masing kelas 4 JP, jadi totalnya 16 JP dalam satu minggu. Teman saya sesama guru PPL Biologi juga dapat 16 JS, hanya saja mengajar di kelas XI.

Ditambah lagi, kamu menjadi guru PPL hanya selama 1,5 bulan, guru pamong sudah mengabdi di sekolah selama belasan bahkan puluhan tahun. Memang ada guru yang masih tradisional dan kurang canggih, tapi mereka memiliki pengalaman berharga yang tidak bisa kamu anggap remeh.

Tiap semester, mereka harus setor perangkat pembelajaran, soal-soal ujian, mengurusi acara-acara sekolah, mempersiapkan siswa yang akan study tour, membimbing siswa yang akan mengikuti lomba, mengajar di luar sekolah, membina siswa kelas akhir yang akan mengikuti Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Nasional.

Mereka juga menjalani profesi ini sambil mengurusi keluarganya, istri/suami dan anak-anaknya. Banyak yang harus mereka korbankan, mereka tanggung, mereka pikirkan. Selama mengajar di sekolah, mereka juga pernah berbuat salah, tetapi mereka juga banyak belajar dan berkembang.

See?

Masih mau komplain? Masih mau ngeluh capek banget? Masih mau ngeluh banyak tugas?

Masih merasa kalau kamu yang paling bekerja keras dan paling berusaha?

Masih merasa sombong kalau kamulah guru muda terbaik yang lebih pandai dari guru pamong?

Jadi, selama kamu mendapatkan waktu dan tempat untuk mencoba pengalaman baru, jalanilah saja!

Hehe, ini berdasarkan apa yang saya alami sendiri.

Kalau dulu di sekolah atau di kampus, kita belajar dulu baru ujian.

Tapi, kalo learning by doing atau mencoba pengalaman baru di lapangan itu ujiannya datang lebih dulu, setelah itu baru kita belajar.

Apa bedanya di kampus sama di lapangan?

Kampus menyiapkan teori kemungkinan hal-hal yang akan kamu hadapi di lapangan. Jadi kamu harus belajar, banyak membaca dan memahami suatu materi, setelah itu dilakukan ujian, apakah kamu benar-benar mengingat dan memahami apa yang sudah kamu pelajari.

Praktik lapangan atau learning by doing, akan memberikan pemahaman yang lebih bermakna dan mendalam. Kita juga memperhatikan hal-hal kecil yang ada didalamnya. Hal itu karena kita mengalaminya dan terlibat aktif didalamnya.

Walaupun begitu, teori dan diskusi dari kampus tidak boleh diremehkan. Mengapa?

Karena, selama kamu praktik lapangan, setengah modalnya (berupa pengetahuan) sudah kamu dapati selama di kampus. Jika terjun ke lapangan tanpa pengetahuan, maka akan sulit dan lamban menyesuaikan diri.

Selama minggu KBM ini, di sela-sela jam kosong yang kamu miliki, manfaatkanlah sebaik-baiknya. Khususnya untuk memikirkan apa yang harus disiapkan untuk mengajar di kelas selanjutnya. Membuat soal-soal kuis, tugas, PR atau soal ulangan. Jika ada pekerjaan siswa yang harus di koreksi, segerakanlah. Karena yang ini butuh waktu dan konsentrasi. Selain itu, tiap nilai yang didapat siswa, dianjurkan untuk langsung dimasukkan tabel nilai siswa, menghindari kelupaan guru dan kecerobohan siswa menghilangkan kertas nilai.

Jangan lupa untuk membuat arsip soal-soal dan diberi tanggal pemberian tugasnya, agar jika ada siswa yang waktu itu tidak mengikuti KBM tetap dapat mengerjakan tugas, tanpa kamu harus bingung membuat soal lagi.

Tabel nilai siswa juga harus jelas, misalnya kolom 1 untuk tugas apa dan tgl brp, agar jelas siapa saja yang belum mengumpulkan tugas tertentu.

Kalau di kampus tertentu, selama minggu KBM, guru PPL harus melakukan minimal 2 kali open class untuk kegiatan Lesson Study (LS). [akan ada tulisan lebih lanjut tentang LS nantinya]

Saya juga menyempatkan untuk mendokumentasikan pengalaman saya waktu PPL melalui foto dan tulisan. Menurut saya, pengalaman yang di dokumentasikan akan mempermudah diri sendiri dan orang lain untuk mengambil pembelajaran dari suatu kejadian. Jadi ada hasil dan manfaatnya begitu.

Berikut daftar tulisan saya selama mengajar di sekolah sebagai guru PPL di SMAN Malang.
18 Januari 2015 - 90 vs 30
18 Juni 2015 - Mengajar bukan hal yang mudah
18 Juni 2015 - Janji untuk X MIA 1
Ada juga tulisan selama mengajar sebagai guru sesungguhnya di MI Malang.


Minggu # 6 – Penutupan
Pada minggu terakhir di sekolah, sebagian guru PPL masih tetap mengajar di kelas dan mulai melengkapi laporan PPL. Pada minggu ini, banyak juga yang mulai bingung kasih kenang-kenangan apa ke siswa, mulai dari alat tulis sampe pin.
Laporan PPL dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Jurnal PPL dan Laporan Lesson Study.
Jurnal PPL berupa tabel kegiatan guru PPL. Berisi waktu dan deskripsi kegiatan, produk dan evaluasi kegiatan.
Sedangkan laporan LS berisi RPP, berita acara LS, kertas hasil observasi kelas oleh guru pamong dan observer (sesama guru PPL), serta dokumentasi.
Laporan PPL biasanya diminta hardcopy-nya oleh sekolah dan guru pamong. Sedangkan untuk kampus, dalam bentuk softfile, di-upload di web PPL kampus.
Biasanya untuk pengurusan laporan PPL, mulai melengkapi, nge-print, fotokopi, minta TTD guru pamong dan TTD KepSek, bolak-balik kampus-sekolah, emang bikin capek dan rada stres. Terutama kalo prosesnya molor, misalnya gara-gara kepseknya ga ada di tempat, jadi bisa nambah seminggu lagi ke sekolahnya. Udaaah, gapapaaaa, dinikmati aja. Berusaha terus! Selesai kok! : )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar