Sabtu, 23 Juli 2016

Pak Guru Pedagang Buah

Sabtu, 23 Juli 2016 - 10.50
Pedagang buah dan 4 siswi pembeli buah
Pak Pedagang buah kedatangan pembeli spesial, yaitu 4 siswi sekolah dasar.

Saya mengamati saja dari jauh, percakapan mereka tidak terdengar jelas.

Saya pikir, senang sekali melihat kejadian ini hari ini. Ada 4 anak yang dengan berani pergi ke pasar dan disambut baik oleh Pak Pedagang.

Awalnya, mereka mengambil buah Melon dan langsung menanyakan harganya. Pak pedagang tidak langsung menjawab, tetapi memastikan apakah Melon itu sudah matang atau belum.

Mereka juga sibuk menanyakan harga setiap buah, mulai dari Apel, Jeruk, Belimbing, Mangga, Salak dan Semangka.

Kemudian Pak Pedagang menanyakan, untuk apa mereka membeli buah.

Para siswi menjawab untuk temannya yang sakit.

Pak Pedagang itu kemudian menyarankan pada mereka untuk membeli makanan lain seperti biskuit, roti dan susu.

Tentunya selama menjawab pertanyaan dan menjelaskan ini dan itu, Pak Pedagang selalu bersemangat dan tersenyum menyenangkan, sehingga anak-anak tidak ragu bertanya banyak hal.

Dalam hati saya,

Aah, belajar tidaklah harus duduk diam menatap buku di dalam kelas.

Anak-anak ini datang ke pasar dan melakukan transaksi, juga sedang belajar!

Saat itulah, anak mempelajari bagaimana cara memilih barang sebelum membelinya, berpikir dan menganalisis apakah harganya tidak terlalu mahal atau terlalu murah, kemudian berdiskusi dengan teman dan memutuskan apakah jadi membeli kemudian membayarnya, atau harus menawar dulu atau bahkan tidak jadi beli dan mencari di tempat lain.

Pembelajaran sesungguhnya, justru terjadi di kehidupan mereka sehari-hari!

Pak Pedagang juga bisa berperan sebagai Pak Guru yang berpengalaman dalam bidangnya, yaitu sebagai pedagang buah.

Jadi, Pak Guru ini menjelaskan berdasarkan apa yang ia alami dan pelajari selama menjadi pedagang buah. Sehingga, materi disampaikan langsung oleh narasumbernya.

Pembelajaran juga berlangsung sederhana dan mengalir saja, karena Guru menyesuaikan materi dengan kebutuhan siswa dan tentu saja tidak ada pemaksaan didalamnya.

Misalnya pemaksaan target materi yang ketat untuk menghadapi ujian tulis tertentu.

Jadi, materi yang sedang dipelajari pada waktu itu bahkan tidak terasa berat sama sekali bagi anak-anak. Mengapa?

Karena mereka mengalaminya sendiri dan membutuhkannya. Mereka membutuhkan pembelajaran ini untuk transaksi jual-beli selanjutnya, yang tentunya akan mereka lakukan lagi.

Proses belajar dilakukan di tempat sesungguhnya, dengan materi dan praktik sesungguhnya.

Betapa menyenangkan?!

______
Pembelajaran yang dialami dan ditemukan sendiri oleh siswa disebut Discovery Learning.
Pembelajaran yang materinya dihubungkan dan disesuaikan dengan kehidupan sehari-hari siswa disebut Pembelajaran Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar